Manajemen Strategi Untuk Pemasaran Ritel
Industri ritel terus berubah seiring
dengan perubahan teknologi, perkembangan dunia usaha serta kebutuhan konsumen.
Bisnis ritel adalah keseluruhan aktifitas bisnis yang terkait dengan penjualan
dan pemberian layanan kepada konsumen untuk penggunaan yang sifatnya individu
sebagai pribadi maupun keluarga. Agar berhasil dalam pasar ritel yang
kompetitif, pelaku ritel harus dapat menawarkan produk yang tepat, harga yang
tepat, waktu dan tempat yang tepat pula. Oleh karena itu, pemahaman terhadap
pelaku ritel terhadap karakteristik target pasar atau konsumen yang akan
dilayani merupakan hal yang sangat penting. Dalam operasionalnya pelaku ritel
menjalankan beberapa fungsi antara lain membantu konsumen dalam menyediakan
berbagai produk dan jasa. Menjalankan fungsi memecah maupun menambah nilai
produk, secara keseluruhan pengelola bisnis ritel membutuhkan implementasi
fungsi-fungsi manajemen secara terintegrasi baik fungsi keuangan, pemasaran,
sumber daya manusia, maupun operasional.
Sehingga
pelaku ritel dapat memahami secara penuh tentang lingkup bisnis ritelnya, cara
strategi pengembangannya dan memanajemen bisnisnya. Konsep Ritel adalah
orientasi manajemen yang memfokuskan ritel dalam menentukan kebutuhan target
pasar serta memenuhi kebutuhannya dengan lebih efektif dan efisien. Ritel yang
berhasil harus memenuhi kebutuhan pelanggan pada segmen pasar yang dilayani
secara lebih baik daripada yang dilakukan oleh pesaing. Tugas utama dalam
mengembangkan bisnis ritel adalah menetapkan sasaran pasar, proses ini di awali
dengan menetapkan segmentasi pasar. Prinsip dasar pada ritel modern yang
terdiri dari 4P :
a. Product (Produk)
Produk
menurut Kotler dan Armstrong (200) adalah segala sesuatu yang di tawarkan
kepasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menurut Porter (1996) “Keunggulan suatu
produk agar dapat diterima dan bertahan dipasar ditentukan oleh ciri-ciri khas
atau keunikan produk tersebut dibandingkan dengan produk yang lain yang ada
dipasar.
b. Price (Harga)
Strategi
dalam penetapan harga bias dilakukan dengan beberapa cara, misalnya: Harga
building, harga predatory, harga berbasis kompetisi, harga cost plus, harga
berorientasi pasar, harga premium, harga psikologis, harga dinamis (Kotler and
Armstrong: 2010). Ada tiga pihak yang menjadi dasar pertimbangan dalam
penetapan harga oleh sebuah perusahaan ritel yaitu: konsumen, dirinya sendiri
dan pesaing. Menurut Ma’ruf (2005). Implementasi strategi harga antara lain:
1 1. Penetapan
harga secara tetap untuk periode waktu tertentu dan harga yang di tetapkan
secara variatif sesuai fluktuasi tingkat permintaan konsumen.
2 2. Penetapan
harga ganjil seperti: Rp 99.000,- Rp
199.000,- Rp 749.000,-
2 3. Leader
pricing, penetapan harga dimana profit marginnya lebih rendah daripada tingkat
yang biasa diraih bertujuan untuk menarik konsumen yang lebih banyak.
3 4. Penetapan
harga paket, yaitu harga yang didiskon untuk penjualan lebih dari satu unit
per-itemnya.
5. Harga
bertingkat, ini diberlakukan untuk produk yang mempunyai banyak model dan harga
yang beragam.
c. Promotion (Promosi)
Menurut
philip Kotler (1997: 153) proses keputusan pembelian dipengaruhi oleh
rangsangan pemasaran dan rangsangan lain. Bauran promosi yang meliputi
periklanan (Advertising), penjualan pribadi (Personal Selling), hubungan
masyarakat (Public Relation) dan publisitas (Publicity), promosi penjualan
(Sales Promotion) dan pemasaran langsung (Direct marketing) adalah bagian dari
rangsangan pemasaran yang merupakan variabel yang dapat di control oleh
perusahaan. Menurut Schoell (1993: 424) “Tujuan promosi adalah memperoleh
perhatian, mendidik, mengingatkan dan menyakinkan.
d. Place (Tempat/Lokasi)
Saluran
pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat
dalam proses menjadikan barang dan jasa siap digunakan atau dikonsumsi (Kotler:
2002). Menurut Losch, lokasi penjualan sangat berpengaruh terhadapa jumlah
konsumen yang dapat digarapnya. Semakin jauh dari tempat penjual, konsumen
semakin malas membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual
semakin mahal. Losch cenderung menyarankan agar lokasi produk berada dipasar
atau dekat dengan pasar.
Lokasi merupakan factor factor terpenting
dalam pemasaran ritel. Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses
dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya
menjual produk yang sama dengan pramuniaga yang sama terampilnya dan mempunyai
citra toko yang bagus. Strategi pemasaran yang baik juga harus didukung dengan
kualitas pelayanan yang baik. Menurut Christopher H. Lovelock et.al(1996)
menyatakan bahwa kualitas pelayanan merupakan bentuk pelayanan yang harus
disesuaikan dengan harapan dan kepuasan konsumen didalam memenuhi kebutuhan dan
keinginan mereka. Salah satu cara perusahaan untuktetpa dapat unggul bersaing
dengan memberikan pelayanan dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaingnya
secara konsisten. Harapan konsumen dibentuk oleh pengalaman masa lalunya,
pembicaraan dari mulut kemulut serta promosi yang dilakukan kemudian
dibandingkannya. Menurut Payne (2000) membentuk model kualitas pelayanan yang
menyoroti syarat-syarat utama memberikan kulaitas pelayanan diantaranya adalah :
1. Kesenjangan
antara harapan konsumen dengan persepsi manajemen
2. Kesenjangan
antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dengan spesifikasi terhadap kualitas pelayanan
3. Kesenjangan
antara spesifikasi kualitas pelayanan dan penyampaian pelayanan
4. Kesenjangan
antara pelayanan yang di sarankan dan pelayanan yang di harapkan
Hal-hal penting yang harus diperhatikan
dalam bisnis ritel untuk mengembangkan keunggulan bersaing adalah:
1. Loyalitas konsumen
Loyalitas
konsumen berarti kesetiaan konsumen utnuk berbelanja di lokasi ritel tertentu.
Mempunyai kosnumen yang loyal adalah metode yang penting dalam mempertahankan
keuntungan dari para pesaing, jika memiliki konsumen yang loyal berarti
konsumen memiliki keengganan untuk menjadi pelanggan pada ritel-ritel pesaing.
2. Program loyalitas
Program
loyalitas adalah bagian dari keseluruhan manajemen hubungan antara konsumen,
program ini sudah umum dijalankan dalam bisnis ritel, program loyalitas bekerja
sama dengan manajemen hubungan pelanggan/Customer Relationship Marketing (CRM).
Anggota anggota program loyalitas diketahui saat mereka membeli, karena mereka
menggunakan beberapan tipe kartu loyalitas, informasi pembelian disimpan dalam
database yang besar, dari database dapat diketahui jenis-jenisbarang apa yang
dibeli oleh konsumen, dengan menggunakan cara ini pelaku ritel dapat
menyesuaikan berbagai penawaran untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang loyal
dengan baik. Beberapa pelaku ritel yang telah menggunakan program ini seperti:
Alfa dengan AFC (Alfa Family Club), Carrefour dengan kartu belanja (KB)
Carrefour, matahari dengan MMC (Matahari Club Card) dan masih banyak contoh
lainnya.
3. Lokasi
Lokasi
adalah factor utama dalam pemilihan toko konsumen, ini juga keunggulan bersaing
yang tidak mudah ditiru.contohnya: Starbucks: mereka menciptakan keberadaan
pasar yang sulit untuk disaingi, Carrefour: mereka selalu menetukan lokasi yang
strategis.
4. Manajemen Sumber Daya Manusia
Ritel
adalah bisnis tenaga kerja intensif, para pegawai memiliki peranan penting
dalam memberikan layanan pada konsumen dan membangun loyalitas konsumen.
5. Sistem Distribusi Dan Informasi
Semua
ritel berusaha untuk mengelola usaha secara efisien, mereka terus memenuhi
kebutuhan konsumen dan pada saat yang memberi atau memutuskan untukmenggunakan
kesempatan guna menarik perhatian konsumen dari para pesaing dengan menawarkan
jasa, barang dan penyajian visual yang lebih baik.
6. Barang-barang Unik
Mengembangkan
merek-merek berlabel (Juga disebut merek-merek toko) yang merupakan
produk-produk yang dikembangkan dan dipasarkan oleh ritel dan hanya tersedia
dari ritel tersebut.
7. Layanan konsumen
Dibutuhkan
waktu dan usaha untuk membangun sebuah tradisi dan reputasi untuk layanan
konsumen, karena layanan konsumen yang bagus merupakan asset strategis yang
sangat berharga. Ritel yang berhasil harus memenuhi kebutuhan pelanggan pada
segmen pasar yang dilayani secara lebih baik daripada yang dilakukan pesaing.
Pasar ritel bukan merupakan tempat khusus dimana para pembeli dan penjual
bertemu, tetapi sebagai kelompok konsumen dengan kebutuhan-kebutuhan yang sama
(Segmen pasar) dan sekelompok ritel yang menggunakan format ritel yang sama
untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut. Pasar sasaran dalam ritel sering
kali ditetapkan berdasarkan faktor demografis, geografis dan psikografis.
Menetapkan pasar sasaran merupakan syarat untuk menetapkan strategi bauran
ritel. Bauran ritel atau disebut dengan retail mix adalah kombinasi
elemen-elemen produk, harga, lokasi, personalia, promosi dan presentasi atau
tampilan untuk menjual barang dan jasa pada konsumen akhir yang menjadi target
pasar.
Komentar
Posting Komentar